Sepertinya dua bulan terakhir adalah bulan-bulan di mana produktivitas membaca saya cukup baik. Bulan September lalu saya membaca delapan buah buku dan selama bulan Oktober kemarin saya membaca sepuluh buku. Hore! Mudah-mudahan tren positif ini terus berlanjut ke bulan-bulan berikutnya. Amin.
Jadi, sepuluh buku yang saya baca adalah:
1. The Moral Animal – Robert Wright
Menurut saya bukunya yang kurang seru. Sepertinya penulis adalah fans Darwin sejati. Wright membahas semuanya selalu kembali ke Darwin. Jadinya semacam membaca buku biografi Charles Darwin, bukannya tentang the moral animal itu sendiri.
Rating: 2/5
2. The Social Animal – David Brooks
Buku nonfiksi tentang human life span yang menarik. Brooks menuliskannya tidak kaku, misalnya hanya dengan menuliskan teori demi teori melainkan seperti cerita. Brooks menciptakan dua tokoh utama untuk buku nonfiksi ini, yaitu Erica dan Harold. Dia menceritakan kisah Erica dan Harold sedari mereka lahir, tumbuh dan berkembang, jatuh cinta, sukses dalam karir lalu gagal, dan tentunya konflik di antara mereka berdua. The Social Animal seperti buku fiksi dan nonfiksi yang menjadi satu.
Rating: 5/5
3. Choke – Chuck Palahniuk
Novel Choke berkisah tentang Victor Mancini, seorang pecandu seks yang semasa kecilnya di-abuse oleh ibu kandungnya sendiri. Sementara ibunya yang sudah tua harus dirawat di fasilitas home care, sepertinya karena pikun. Hubungan antara Victor dan ibunya seperti hubungan love-and-hate. Victor tidak mendapat kasih sayang dari ibunya, tapi dia tetap merawat dan menyayangi ibunya.
Rating: 3/5
4. Sex. Power, Conflict – David M. Buss
Membosankan. Entahlah. Mungkin karena yang menulis bukan Bapak Buss sendiri. Beliau hanya editor di sini.
Rating: 1/5
5. Diary – Chuck Palahniuk
Diary berkisah tentang Misty Wilmot yang harus mengalami nasib menjadi korban konspirasi. Dia seorang pelukis handal terpaksa membuang mimpinya menjadi pelukis terkenal ketika dia kedapatan hamil dan harus menikahi Peter Wilmot. Mereka berdua kembali ke kampung halaman Peter di Waytansea Island. Suatu hari Peter ditemukan dalam keadaan tidak sadar di mobilnya. Dari sinilah kemudian diketahui sedikit demi sedikit kenapa Peter memaksa membawa Misty ke Waytansea Island.
Rating: 3/5
6. The Woman that Never Evolved – Sarah Blafer Hrdy
Mungkin saja saya bacanya sedang tidak fokus jadi buku ini rasanya… tidak menarik. Kebanyakan penjelasan tentang hewan-hewan primata ketimbang manusianya. Masuk akal sih kenapa lebih banyak membahas primata, tapi ya… bosan juga. 😛
Rating: 1/5
7. On Disobedience and Other Essays – Eric Fromm
Saya baru ngeh ternyata buku ini adalah kumpulan esai Eric Fromm. Saya hanya ingat sedikit tentang On Disobedience. Sementara tiga esai yang lain saya lupa. Nantilah dibaca ulang. Toh, esainya singkat dan menarik.
Rating: 3/5
8. The Art of Loving – Eric Fromm
Dari judulnya saja sudah ketahuan buku ini tentang seni mencintai. Fromm memberitahu kita bahwa cinta itu seni dan untuk bisa menguasai seni tersebut kita harus belajar. Kita terlalu fokus untuk menjadi objek, untuk dicintai, sehingga kita lupa untuk bagaimana mencintai. Fromm juga menjelaskan beberapa jenis cinta, yaitu fatherly/motherly love, brotherly love, erotic love, self-love, dan love of God.
Rating: 5/5
9. Lelaki Harimau – Eka Kurniawan
Sebuah kampung geger karena Margio membunuh Anwar Sadat dengan menggigit putus lehernya. Tanpa senjata. Hanya gigi taringnya. Margio pun dengan enteng bilang, “Bukan aku yang melakukannya. Ada harimau dalam tubuhku.” Membaca Lelaki Harimau seperti menonton film detektif. Permasalahan diletakkan di awal, yaitu pembunuhan Anwar Sadat. Kemudian, halaman demi halaman berikutnya kita akan diajak bersama mencari tahu kenapa Margio membunuh Anwar Sadat dan kenapa ada harimau di dalam tubuhnya.
Rating: 5/5
10. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas – Eka Kurniawan
Kurang seru dibandingkan Lelaki Harimau. Ya begitulah.
Rating: 3/5