Judul: Them: Adventures with Extremists
Penulis: Jon Ronson
Halaman: 230
Rating: 2/5
Bagaimana selama ini kita melihat ekstrimis? Tentunya dengan pemahaman sempit mereka dan tindakan nekad mereka bisa membahayakan kita semua.
Tapi, tunggu dulu…
Apa itu ekstrimis? Siapa yang dimaksud dengan ekstrimis? Jon Ronson mencoba melihat mereka yang dianggap sebagai ekstrimis ini dari sisi yang berbeda.
‘What is the word “extreme”?’ said Omar. ‘Words like fundamentalist or terrorist or extremist mean nothing here. Those are your words. For you, a terrorist is somebody who blows up a bus here and there. But for the people here, I am on the front line, I am a great warrior, a great fighter.’ (hal. 27)
Jon mengikuti keseharian mereka. Mulai dari Omar Bakri Mohammad di London, Randy Weaver dari peristiwa Ruby Ridge, Idaho, Thom Robb dari Ku Klux Klan, Ian Paisley, David Icke, sampai mengekor Big Jim Tucker yang ingin menyusup ke dalam pertemuan Bilderberg Group di Portugal. Persamaan kesemuanya adalah mereka sangat membenci Grup Bilderberg yang menurut mereka berisi orang-orang berpengaruh Yahudi.
Semua kejadian di dunia ini ada andil dari Grup Bilderberg. Mereka berambisi untuk membentuk New World Order. Pokoknya semua ini salah Yahudi!
Kata teori konspirasi sih begitu… Sayangnya, kita tidak akan membicarakan teori konspirasi di sini. Kita akan membahas buku ini saja ya.
Membaca judulnya saya kira Them adalah buku biografi yang akan mengupas kehidupan para ekstrimis yang selama ini tidak kita ketahui dari pemberitaan. Ronson sebagai observer akan mengamati keseharian mereka, dari bangun tidur hingga menjelang tidur. Sisi sensitif mereka mungkin akan dibahas juga di sini. Nyatanya, saya salah.
Them bukan biografi melainkan buku yang hanya menyebut satu nama ke nama berikutnya yang disebut oleh kebanyakan kita sebagai ekstrimis, yang entah kebetulan atau tidak mereka semua sepertinya membenci Yahudi dan Grup Bilderberg. Saya sendiri tidak tahu apa sebenarnya tujuan Ronson menulis buku ini. Ingin menulis tentang para ekstrimis atau Bilderberg? Ingin memperlihatkan kehidupan para ekstrimis atau hanya sekadar make fun of them? Karena begitu membacanya semua terasa kabur bagi saya.
Ronson juga tidak menjelaskan secara jelas apa posisinya di sini. Apakah dia memihak? Ataukah dia netral? Apakah dia objektif selama menulis ini? Atau justru sepanjang penulisan dia subjektif?
Nama-nama yang disebut di dalam buku ini sayangnya tidak mendapat penjelasan cukup mengenai latar belakang dan kehidupan mereka, sejarah organisasi, dan riset yang mendalam. Sepertinya Ronson hanya cukup mengobservasi dan mewawancarai mereka untuk menjadi material buku ini. Sayang sekali karena kesannya buku ini terasa dangkal. Seperti membaca wawancara dengan ditambah sedikit deskripsi tempat dan waktu. Kedalaman wawancara pun saya rasakan kurang karena tidak jelas apa yang membuat mereka menjadi rasis, penuh prasangka, sampai akhirnya mereka menjadi ekstrimis.
Them masih terselamatkan oleh cerita-cerita yang baru saya dengar. Sebelum membaca buku ini saya tidak tahu apa itu Grup Bilderberg. Saya juga belum pernah mendengar cerita tentang Ruby Ridge. Silakan teman-teman googling untuk lebih jelasnya mengenai Ruby Ridge. Atau cerita David Icke yang mengaku-ngaku sebagai anak Tuhan dan menuduh orang-orang berpengaruh di dunia ini sebagai:
“… the Illuminati who dominate every aspect of our lives, are genetically descended from an extraterrestrial race of reptiles who came to earth some time ago in the form of humans, who are capable of changing their shape, who engage in ritual child sacrifice, who drink blood …”
Tidak main-main orang-orang yang dituduhnya adalah orang-orang berpengaruh di dunia, seperti keluarga Kerajaan Inggris, George Bush, keluarga Rockefeller, Dick Chenney, dan masih banyak lagi.
Akhirul kalam, untuk mengisi waktu luang dan ingin bacaan yang ringan, Them bisa menjadi pilihan.
*gambar dari Goodreads
ini sih rada berat, kim
eh entahlah, belum baca juga sih hehe
tapi bagiku ini tidak ringan je 😀