October 2016 Wrap-up

Halo, teman-teman semua! Mohon maaf baru bisa update lagi setelah dua bulan menghilang begitu saja. Kemarin-kemarin mood saya sedang berantakan banget dan itu berpengaruh pada semangat membaca juga semangat menulis. Saya jadi tidak punya semangat keduanya.

Saya tahu mood negatif tidak bisa selalu dituruti. Jadi, pelan-pelan saya coba kembali membuka buku atau ebook. Kecepatan membaca begitu pelan, tapi yah tidak apa-apa. Setidaknya sudah mau kembali baca itu sudah bagus.

Sudah cukup dalih yang dibuat. Sekarang mari kita lanjut saja ke buku-buku yang saya baca di bulan Oktober 2016 kemarin. Berikut buku-bukunya:

1. How Pleasure Works – Paul Bloom (selesai dibaca tanggal 13 Oktober 2016)

Buku yang menjelaskan kenapa kita bisa menikmati musik, seni, makanan, seks, dan lain-lain, termasuk hal-hal yang kita anggap aneh tapi bagi beberapa orang mempunyai nilai tinggi, misalnya ada orang-orang yang bisa menikmati makan daging manusia, sementara bagi manusia kebanyakan hal itu sangat tidak bermoral.

Rating: 5/5

2. Jomblo – Adhitya Mulya (selesai dibaca tanggal 18 Oktober 2016)

Maafkan saya jika saya baru membaca buku ini sekarang. Padahal buku ini sudah keluar sejak bertahun-tahun yang lalu. Selama ini saya ke mana saja?

Well, anyway, buku ini jauh dari perkiraan saya. Kalau banyak yang menyukai buku ini karena lucu atau apapun lah alasannya, menurut saya buku ini garing. Malah lebih lucu dan menghibur Sabtu Bersama Bapak. Ada satu line yang ternyata diulang. Ingat dialog “blabla kemaluan saya gede/besar”? Kalimat ini saya temukan juga di novel ini dan Sabtu Bersama Bapak. Adhitya Mulya harus lebih kreatif lagi berarti dalam mencari lelucon.

Rating: 2/5

3. Milea: Suara dari Dilan – Pidi Baiq (selesai dibaca tanggal 20 Oktober 2016)

Memang betul nasihat orangtua yang bilang sebelum kita menilai sesuatu atau seseorang kita harus terlebih dahulu mendengar cerita lengkapnya dari pihak-pihak yang terkait. Sekarang saya bisa mengerti kenapa Milea sangat mengesalkan di buku kedua. Hal itu setelah membaca novel ini yang menceritakan kisah cinta Milea dan Dilan dari sudut pandang Dilan.

Membaca Milea bikin saya menyesal sudah bete sama Milea. Maafkan saya ya, Milea. Malah saya jadi ikutan sedih kisah cinta Milea dan Dilan harus berakhir karena dua-duanya bodoh saling gengsi. Moral dari cerita Milea dan Dilan adalah jangan pernah gengsi karena cinta. Kalau mau memang cinta itu layak untuk diperjuangkan, fight for him/her!

Rating: 5/5

4. Bangkitnya Para Naga – Morgan Rice (selesai dibaca tanggal 29 Oktober 2016)

Saya memilih novel ini untuk dibaca karena saya membutuhkan bacaan yang ringan agar bisa diselesaikan dalam waktu beberapa jam saja. Biar target membaca saya di Goodreads tetap on track. Halah, ternyata niatnya…

Novel ini memang beneran ringan. Saya yang sudah cukup lama tidak membaca cerita fantasi baru (membaca ulang Harry Potter atau Bartimaeus tidak termasuk hitungan) jadi butuh waktu untuk semacam penyesuaian ke dalam cerita. Cukup lama waktunya sampai akhirnya saya agak bisa menikmati.

Ceritanya tentang gadis muda yang sedang mencari jati dirinya. Ia jago bertempur, bertemu naga, lalu punya kekuatan spesial. Ceritanya masih bersambung ke buku-buku berikutnya, tapi saya tidak berminat untuk melanjutkan serial ini.

Rating: 2/5

Hanya ada empat buku yang saya baca selama satu bulan kemarin. Semoga bulan November ini saya bisa membaca lebih banyak buku. Doakan saya ya!