#39 – The Trial

the-trialJudul: The Trial (Proses)
Penulis: Franz Kafka
Penerjemah: Sigit Susanto
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (cetakan I, Agustus 2016)
Halaman: vi + 251
ISBN-13: 978-602-03-2895-9
Harga: Rp 57.600,- (setelah diskon 10% pakai kartu Gramedia Flazz)
Rating: 2/5

Proses berkisah tentang Josef K, seorang bankir dengan karir cemerlang. Suatu pagi dia ditangkap dua petugas di apartemennya. Dia dituntut ke pengadilan untuk tuntutan yang tidak pernah terungkap. K merasa bingung apa yang menjadi kesalahannya sehingga dituntut. Karena selama ini K yakin tidak pernah berbuat tindakan kriminal.

K pun disuruh untuk datang ke “persidangan”. Keanehan mulai terlihat di sini. “Ruang sidang” yang tidak layak untuk disebut sebagai ruang sidang, lalu orang-orang dibayar untuk datang ke persidangan dan membuat riuh.

Awalnya K menganggap enteng kasus yang menjeratnya karena dia yakin dia bisa keluar dari masalahnya tersebut. Namun, lama-kelamaan dia mulai khawatir dan mencari cara untuk menghadapinya. Proses pengadilannya yang tidak kunjung jelas dan tuntutan yang tidak pernah ada membuat K semakin khawatir. Pertemuannya dengan pengacara, Leni, Titorelli, dan lainnya memberikan kesimpulan yang sama: pengadilan adalah tempat yang bobrok bersama dengan para petugas yang ada di dalamnya.

Saya mengalami kesulitan membaca novel ini makanya cukup lama waktu yang saya butuhkan untuk menamatkannya. Padahal Proses tidak tebal. Kendalanya ada di paragraf-paragraf yang begitu panjang. Ini membuat saya saya lelah. Satu paragraf bisa berhalaman-halaman. Saya tidak suka membaca buku yang tiap paragrafnya sangat panjang dan tiap bab yang lembarannya kelewat banyak.

Ceritanya juga membingungkan menurut saya. Sampai akhir cerita tidak ada kejelasan tuntutan kepada K. Juga tidak ada pengadilan yang sebenarnya. Mungkin ini memang tujuan Kafka membuat cerita terbuka seperti ini agar pembacanya berimajinasi. Seperti ada lubang di dalam ceritanya dan kita diperkenankan untuk menutup lubang tersebut. Maka saya membuat cerita versi saya sendiri: Barangkali ada orang yang dengki terhadap K sehingga memfitnahnya, bahkan membayar orang-orang pengadilan yang mentalnya sudah bobrok itu untuk membuat hidup K merana.

Kebingungan saya yang lain terkait pertemuannya dengan berbagai tokoh yang ada dalam cerita. Pertemuan dengan masing-masing tokoh begitu singkat. Mereka hanya seperti pemain figuran tanpa dijelaskan lebih lanjut apa sebenarnya peran mereka masing-masing.

Untung saja Proses dibantu dengan ending yang ngehek. Cerita akhirnya sungguh di luar dugaan. Setelah perjuangan hampir setahun dan tidak kunjung ada penyelesaian, K menerima dengan pasrah nasib yang akan didapatnya. Begitu dua pria datang ke apartemennya untuk menjemputnya, K sudah tahu apa yang akan terjadi padanya.

Bab terakhir inilah yang menjadi satu-satunya bagian favorit saya dalam Proses. Kalau bukan karena akhir yang ngehek, niscaya saya hanya memberi nilai 1/5 untuk Proses.

Di mana hakim yang tak pernah ia lihat? Di mana pengadilan tinggi yang tak pernah ia datangi? (halaman 251)

2 tanggapan untuk “#39 – The Trial”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: