Rekap Februari 2018

Saya puas banget dengan free trial premium Bookmate. Saya bisa baca buku-buku impor (yang mahal kalau beli pakai uang sendiri) dan buku-buku dari penulis dalam negeri. Untung banget deh. Saya jadi serius mempertimbangkan meneruskan berlangganan premiumnya Bookmate ini.

Gegara free trial premium Bookmate yang membuat saya tidak mau rugi jadinya selama sebulan kemarin saya bisa baca sampai sepuluh buku. Well, tepatnya sih delapan buku saya baca di Bookmate dan dua buku saya baca buku fisiknya.

Inilah sepuluh buku yang saya baca di bulan Februari 2018 kemarin:

1. The Prague Cemetery – Umberto Eco

Saya harus baca dua kali dulu baru memberikan 5 ⭐ untuk The Prague Cemetery. Sebelumnya saya hanya memberikan 1 ⭐ . Penasaran apa yang membuat penilaian saya bisa berubah sedrastis itu? Teman-teman bisa membaca resensi saya.

Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing

2. Candide – Voltaire

Apakah terlalu dini untuk bilang Candide adalah buku terbaik yang saya baca di tahun 2018? Ini kan baru bulan Maret. Sepertinya, tidak. Karena saya sudah memasukkannya ke dalam daftar buku terbaik 2018 versi saya. Resensi lengkapnya bisa teman-teman baca di sini.

Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing

3. Kambing dan Hujan – Mahfud Ikhwan

Novel ini adalah pemenang sayembara Dewan Kesenian Jakarta 2014. Ceritanya tentang kisah cinta Mif dan Fauzia yang meski mereka seagama, tetapi hubungan cinta mereka diwarnai ketegangan antara kedua keluarga yang memiliki perbedaan dalam beribadah dan waktu hari raya. Tidak hanya itu, kisah masa lalu kedua ayah mereka turut memberikan andil dalam kesulitan niat mereka untuk menikah.

Gaya bahasanya ringan dan mengalir. Ceritanya mau dibilang sederhana, ya nggak juga. Ini kisah cinta antara pria Muhammadiyah dan wanita NU, yang mana membuat saya komentar, “Oh, ribut-ribut Muhammadiyah dan NU itu sampai segitunya ya…” Harap maklum, latar belakang saya bukan dari keduanya. Jadi wajar kalau merasa bingung dan terheran-heran sendiri.

Tapi, entah kenapa novel ini tidak memberikan kesan spesial di saya. So, it was just okay.

Rating: 2 dari 5 ⭐ – it was okay

4. The Ocean at the End of the Lane – Neil Gaiman

Selalu kagum dengan imajinasi Neil Gaiman dalam setiap karya-karyanya. Unsur fantasinya itu magical banget. Menyihir. Di novel ini juga terasa dark dan sedih. Saya kehilangan kata-kata untuk menjelaskannya. Mungkin nanti suatu saat saya baca ulang dan saya tulis resensinya yang lebih lengkap.

Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing

5. Smoke and Mirrors – Neil Gaiman

Sepertinya saya tidak pernah berjodoh dengan kumpulan cerpen Neil Gaiman. Hanya ada 1 atau 2 cerita yang menarik buat saya. Sisanya, terlalu absurd. Dan di sini cerita favorit saya adalah The Black Cat. Kisah tentang seekor kucing hitam yang menjaga sebuah rumah dari serangan makhluk halus. Kucing hitam tersebut mengorbankan dirinya agar seisi rumah tidak mendapatkan berbagai kesialan.

Rating: 2 dari 5 ⭐ – it was okay

6. Slaughterhouse-Five – Kurt Vonnegut

Saya merasa bersalah memberi 2 bintang di mana yang lain pada memberi 4 atau 5. John Green juga bilang buku ini bagus dan dibahas di Crash Course Literature. Tapi, buat saya buku ini bikin… Ngantuk. Ceritanya yang cepat, latar tempatnya yang bolak-balik ke sana ke mari, apa ya… Tidak bikin bingung sih, tetapi bikin saya kurang meresapi setiap peristiwa yang dialami Billy Pilgrim. Saya jadi kurang bisa berempati dengan Billy. Maafkan saya, Billy. Padahal buku ini sebenarnya bagus untuk didiskusikan. Dia memiliki banyak pesan.

Bisa jadi saya belum terbiasa dengan cara penulisan Kurt Vonnegut. Ini adalah buku pertamanya yang saya baca.

Rating: 2 dari 5 ⭐ – it was okay

7. The Yellow Wallpaper and Other Stories – Charlotte Perkins Gilman

Resensinya sudah saya tulis di sini.

Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing

8. Continuum – Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Tidak punya ekspektasi apa-apa karena saya sebenarnya tidak terlalu berminat dengan buku cerita berilustrasi macam ini. Tertarik beli pun karena memang dalam misi mengumpulkan semua buku dan ebook Ziggy. Bukankah itu yang dilakukan seorang penggemar?

Well okay, jujur saja, penarik utama (faktor Ziggy sebagai penulis itu nomor dua) saya untuk membeli buku ini (meski hard cover dan harganya super duper mahal Rp 99ribu untuk buku tipis) adalah kalimat yang ada di sampul belakangnya:

Do you know how, in the movies, when someone dies, the grown-ups will say that this dead person had become a star in heaven? This is a story of why you shouldn’t tell that crap to children.

It’s about star! Sky! Space! Black hole! My favorite subjects!

Anyway, ilustrasinya bagus banget. Kece badai! Gambarnya Ziggy memang bagus. Ceritanya sendiri rada susah dipahami. Absurd. Butuh beberapa kali baca dulu baru bisa (agak) paham dan (agak) terasa aura dark, pahit, dan getirnya. Meski sudah beberapa kali baca pun masih menyisakan banyak kebingungan. Kalau mood lagi jelek, baca buku ini kayaknya mood bakal semakin jelek deh. Ya bisa karena bete karena tidak paham ceritanya, bisa juga bete karena terbawa depresifnya cerita. Haha.

Dan kutipan favorit saya:

Our treks were not made together
We’ve only made an encounter.

Rating: 3 dari 5 ⭐ – liked it

9. Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia – Agus Noor

Kumpulan cerpen yang keren dari Agus Noor. Ceritanya unik, ada yang fantasi gitu. Diksinya juga nyeni banget.

Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing

10. FantasTeen: Toriad – Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Buku ini adalah buku pertama yang ditulis Ziggy sewaktu dia berusia 14 tahun dan saya amazed sama hasilnya. Saya salut banget dengan daya fantasinya Ziggy di sini. Maksud saya, remaja umur 14 tahun bisa menulis cerita fantasi dengan ending yang… Gelap. Di mana Green (si tokoh utama) karena dia ngamuk dan bersedih hati setelah Erla meninggal, dia menghancurkan Toriad, well, menghancurkan dunia. Seperti, kiamat. Dia semacam berperan sebagai Tuhan.

Sejak Toriad hancur untuk kedua kalinya, kehidupan panjangku hanya tidur dan terbangun lagi dan tidur lagi. Hanya kami berdua.

Saya suka ending-nya. Karena ending-nya lah yang membuat saya memberikan 5 ⭐ untuk buku ini.

Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing

Sepuluh buku dalam 28 hari? Not bad, huh? Bulan Maret ini saya mau lebih woles dulu ah bacanya.

Iklan

2 tanggapan untuk “Rekap Februari 2018”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: