#78 – The Origin of Humankind

Judul: The Origin of Humankind
Penulis: Richard E. Leakey
Penerbit: BasicBooks (1994)
Halaman: 190
Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing

Evolusi manusia selalu menjadi topik favorit saya (bersamaan dengan banyak topik lainnya). Setiap kali saya membuka buku bertemakan human evolution saya merasa semangat dan sangat menikmati membacanya. Saya juga jadi semangat belajar. Padahal latar belakang pendidikan maupun latar belakang keluarga saya tidak berkaitan dengan evolusi manusia. It just happened that I love it.

Saya menemukan buku The Origin of Humankind ini dari beberapa buku yang saya baca sebelumnya dengan tema yang sama. Buku-buku tersebut banyak menyebut nama Richard E. Leakey. Maka jadilah saya berburu buku elektroniknya.

Setelah sudah cukup lama dia mengendap di Dropbox, saya memutuskan untuk mulai membacanya. Sejak halaman awal saja saya sudah tahu saya suka buku ini. Bahasanya ringan dan membumi sehingga sangat mudah dipahami oleh orang awam seperti saya. Meski beberapa hipotesis sudah pernah saya dengar sebelumnya (maklum buku ini keluaran tahun 1994) — seperti nenek moyang manusia modern berasal dari Afrika — ada hal-hal baru yang saya dapatkan juga, misalnya ada alasannya kenapa nenek moyang manusia, yang tadinya berjalan dengan empat kaki, perlahan-lahan berevolusi berjalan menggunakan dua kakinya saja.

Seperti biasa, saya akan merangkum isi dari setiap babnya.

Bab 1: The First Humans

Leakey menyimpulkan dua hal dari buku Charles Darwin yang berjudul The Descent of Man. Pertama, asal mula manusia itu dari benua Afrika. Darwin bisa bilang begitu hanya berdasarkan teori yang dia punya. Pada saat itu untuk pembuktian susah karena fosil-fosil belum ditemukan.

Anehnya, banyak yang semacam tidak terima kalau asal usul manusia itu dari Afrika. Awal-awalnya para peneliti (antropolog, paleoantropolog, dan lain-lain) berusaha mencari bukti fosil di Eropa dan Asia. Penemuan fosil manusia pada mulanya memang banyak ditemukan di sana. Afrika pun jadi semakin terpinggirkan. Seolah-olah Afrika bukan tempat yang “seksi” untuk digali demi mencari fosil manusia purba. Kolonialisme atau rasisme barangkali menjadi faktor keengganan ini. Para peneliti yang merasa superior ini — tentu saja Leakey tidak termasuk — menganggap Afrika bukanlah tempat yang oke sebagai tempat asal manusia.

Kesimpulan kedua, manusia purba lambat laun berevolusi menjadi berdiri tegak, berjalan dengan menggunakan kedua kaki (bipedalisme), dan menggunakan kedua tangannya adalah efek langsung dari ditemukan senjata yang terbuat dari batu. Perihal ini terjadi penyesuaian dengan bentuk gigi manusia. Darwin menulis:

“The early forebears of man were … probably furnished with great canine teeth, but as they gradually acquired the habit of using stones, clubs, for fighting with their enemies or rivals, they would use their jaws and teeth less and less. In this case, the jaws together with the teeth, would become reduced in size.”

Maksudnya, nenek moyang manusia pada mulanya memiliki gigi taring yang besar. Namun, berhubung manusia pelan-pelan dan secara bertahap menggunakan kedua tangannya untuk pakai batu ketika bertarung dengan musuhnya, kebiasaan mereka yang sebelumnya menggunakan rahang dan gigi untuk menggigit semakin berkurang. Akibatnya, rahang dan gigi menjadi berkurang ukurannya.

Para antropolog memiliki beberapa teori terkait bipedalisme ini:
1. Bipedalisme itu membuat kaki depan (ingat, manusia purba dulu merangkak menggunakan empat kaki) menjadi bebas untuk membawa benda-benda.
2. Bipedalisme itu efisien. Karena efisien itu kemampuan manusia untuk bisa membawa benda-benda merupakan sebuah ketidaksengajaan.
3. Bipedalisme muncul sebagai sebuah kebutuhan untuk mengamati keadaan di sekitar lahan rumput yang luas dan tinggi.

Trivia:
Homo erectus adalah spesies manusia pertama, yang:
– menggunakan api
– berburu
– bisa lari
– membuat perkakas dan senjata dari batu
– keluar dari Afrika

Bab 2: A Crowded Family

Perkiraan usia fosil manusia purba yg ditemukan di:
– selatan dan timur Afrika : 1 – 4 juta tahun
– Eurasia : 2 juta tahun
– Dunia Baru dan Australia : 20.000 – 50.000 tahun

 

Perbedaan Australopithecus robustus dan Australopithecus africanusperbedaan Australopithecus robustus dan Australopithecus africanus

 

Kesamaan ciri-ciri yang fundamental antara berbagai spesies manusia purba itu adalah bipedalisme, otak kecil, dan pipi juga gigi yang besar.

Donald Johansson memimpin sebuah tim di Hadar, sebuah situs paleoanthropoligical excavations di lembah hilir Sungai Awash, Afar, Ethiopia. Pada tanggal 24 November 1974 di sana mereka menemukan 40% kerangka manusia purba Australopithecus afarasensis which means southern ape from Afar. Kerangka tersebut diberi nama Lucy. Ide untuk memberikan nama Lucy didapat dari lagu The Beatles yang berjudul “Lucy in the Sky with Diamonds”. Sewaktu tim peneliti menemukan Lucy, mereka sering menyetel lagu itu.

Lucy termasuk australopithecine jenis awal dan diperkirakan usia fosilnya 3.2 juta tahun. Dari dia bisa dibilang bahwa dalam evolusi manusia didahului dengan bipedalisme, baru setelah itu berkembangnya ukuran otak manusia.

Johansson dan Tim White melakukan analisa lebih lanjut. Kesimpulan dari analisa mereka adalah spesimen Lucy tidak mewakili dari beberapa spesies manusia primitif, melainkan dia berasal dari satu spesies. Leakey tidak sepakat dengan pendapat ini. Dia berargumen bahwa dari ukuran dan variasi anatomi fosil di Hadar tersebut secara keseluruhan terlalu besar untuk dianggap sebagai satu spesies. Menurutnya, jika manusia berasal dari 7 atau 5 juta tahun yang lalu, sepertinya tidak mungkin untuk satu spesies tunggal dari 3 juta tahun lalu menjadi nenek moyang semua spesies.

Maksudnya, Johansson dan White ingin bilang Lucy ini adalah nenek moyang manusia modern, tetapi tidak jika menurut Leakey. Argumen Leakey ini didukung oleh Yves Coppens. Beliau merupakan salah satu anggota tim Hadar.

Dua pandangan yang bertentangan tersebut dapat disimpulkan dari bagan pohon keluarga hominid di bawah ini.

 

Family Trees

 

Bab 3: A Different Kind of Human

Sampai sebelum Homo muncul, semua bipedal apes itu memiliki ciri-ciri otak kecil, large cheek teeth, dan rahang yang menonjol. Menu makanan mereka kebanyakan tumbuh-tumbuhan. Jika dibandingkan dengan hewan masa sekarang, pola sosial mereka mirip-mirip dengan babon savana. Hal lain yang membedakan adalah human development-nya.

Maksudnya adalah bayi manusia yang lahir itu tidak berdaya dan harus melalui masa kanak-kanak yang panjang. Ini merupakan salah satu hal paling signifikan dalam human development. Sebagian besar spesies mamalia, termasuk apes, berkembang hampir langsung dari bayi ke dewasa.

Barry Bogin memiliki interpretasi yang menarik soal ini. Dia bilang perkembangan tubuh manusia itu lambat jika dibandingkan dengan apes, meski perkembangan otaknya mirip-mirip. Hasilnya anak-anak manusia lebih kecil jika mengikuti laju pertumbuhan dari simian normal.

Menurut Bogin, ini ada efek positifnya, yaitu pada efek belajar anak-anak manusia. Lebih lengkapnya Bogin bilang:

Growing children learn better from adults if there is a significant difference in body size, because a student-teacher relationship can be established. If young children were the size they would be on an apelike growth trajectory, physical rivalry rather than a student-teacher relationship might develop.

Jika tadi penjelasannya lebih ke faktor budaya, maka ada alternatif penjelasan lain, yaitu dari sisi biologisnya. Karena penjelasannya cukup panjang dan saya malas untuk menerjemahkan, jadi saya unggah saja ya screenshot-nya.

 

penjelasan biologis

 

Leakey bilang faktor penting perubahan lainnya adalah makanan. Homo menjadi pemakan daging yang signifikan. Hal ini berefek pada berubahnya anatomi Homo sebagai hasil adaptasinya dari diet baru tersebut.

Leakey juga bilang otak manusia merupakan otak yang paling besar jika dibandingkan otak primata lainnya. Otak ini merupakan organ tubuh manusia yang paling mahal. Meski beratnya hanya 2% dari tubuh, tetapi dia mengonsumsi energi paling banyak, yakni sebesar 20%.

Sejauh ini kita jadi tahu kalau nenek moyang manusia modern itu sebenarnya dulu tidak hidup sendirian. Sebelum munculnya Homo, ada Australopithecus. Bahkan sekitar 2 juta tahun yang lalu Homo dan beberapa spesies Australopithecus hidup berdampingan. Sama dengan Homo yang sempat hidup berdampingan dengan Neanderthal. Akan tetapi, kenapa hanya Homo yang bisa bertahan sampai sekarang? Kenapa kita tidak punya teman sesama apes lain yang bipedal? Menurut Leakey, bisa jadi karena Australopithecus kalah bersaing dengan Homo dan babon dalam rebutan makanan. Bisa jadi Homo sukses beranak-pinak kemudian menjadi saingan utama Australopithecus dalam merebut makanan. Homo tidak segan-segan untuk membunuh Australopithecus demi makanan. Namun, bisa juga karena faktor alam.

Bab 4: Man the Noble Hunter

Pola hidup manusia purba masa berburu dan mengumpulkan makanan pada saat ini masih dapat dilihat di suku-suku tradisional, misalnya !Kung San di Kalahari. Kesamaannya adalah mereka tinggal di kelompok kecil dan berpindah-pindah, kemudian membentuk suku yang memiliki logat atau dialek yang sama.

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ini terdapat pembagian tugas yang jelas. Laki-laki berburu, sedangkan wanita mengumpulkan makanan (tumbuh-tumbuhan). Mereka membangun kamp. Di tempat inilah interaksi sosial terjadi dan tempat di mana mereka berbagi makanan.

Glynn Isaac bilang ada lima hal perilaku manusia yang membedakannya dengan apes lain, yaitu:
1. a bipedal mode of locomotion
2. a spoken language
3. regular, systematic sharing of food in a social context
4. living in home bases
5. the hunting of large prey

Lewis Binford membantah teori kalau hominid itu senang berbagi makanan dalam konteks sosial. Maksudnya, teori ini bilang setelah hominid berburu dan mengumpulkan makanan, lalu makanan tersebut dimakan beramai-ramai di kamp mereka. Binford bilang hominid itu scavenging alias mengais-ngais sisa bangkai hewan yang ditinggalkan oleh hewan predator. Dengan kata lain, hominid ini bukan hunters, melainkan scavengers.

Bab 5: The Origin of Human Moderns

Christopher Willis dalam bukunya The Runaway Brain bilang:

“The force that seems to have accelerated our brain’s growth is a new kind of stimulant: language, signs, collective memories—all elements of culture.”

Hipotesa asal mula manusia ada dua, yaitu multiregional evolution dan out of Africa.

 

Teori Asal Mula Manusia

 

Multiregional evolution itu terjadi ketika populasi Homo erectus keluar dari Afrika dua juta tahun yang lalu dan menetap di Old World, lalu berkembang biak dengan penduduk lokal. Jadi, evolusi manusia sehingga muncul Homo sapiens itu terjadi di wilayah mana saja selama ada populasi Homo erectus.

Sementara out of Africa terjadi karena Homo sapiens itu berevolusi dan muncul belakangan. Dia segera keluar dari Afrika untuk menuju Old World, menggantikan populasi yang sudah ada terlebih dahulu di sana, seperti Homo erectus dan archaic Homo sapiens.

Bab 6: The Language of Art

Salah satu contoh peninggalan seni manusia purba ada di Lascaux, Perancis. Ini beberapa gambarnya.

gambar dari sini

gambar dari sini

Lukisan di Gua Lascaux ini dikenal dengan seni Upper Palaeolithic. Usianya diperkirakan 17.300 tahun. Gambarnya kebanyakan tentang hewan-hewan besar, misalnya banteng. Lukisan di Lascaux ini “dicurigai” sebagai prehistoric star charts (gugusan bintang).

Selain Lascaux, lukisan serupa ada juga di Altamira, Spanyol. Ini salah 1 contoh gambarnya.

gambar dari sini

Oh iya, gambar di bawah ini adalah timeline dari masa Upper Paleolithic. Buat tambahan pengetahuan.

 

timeline upper paleolithic

sumber dari sini

Bab 7: The Art of Language

Darimana munculnya bahasa? Bahasa dulu muncul, baru otak manusia jadi lebih besar atau otak manusia jadi lebih besar dulu baru kemudian muncul bahasa? Atau, karena memang mutasi? Seleksi alam? Kalau kata Chomskian, ini adalah peristiwa accident of history.

Sedangkan Steven Pinker bilang, “The brain is more likely to have increased in size as a result of the evolution of language, not the other way around.” Jadi, maksudnya bahasa berkembang dulu dan itu mempengaruhi perubahan volume otak manusia.

Ralph Holloway bilang bahasa itu berkembang dari social behavioral cognitive, yang mana pada dasarnya perilaku sosial manusia itu lebih koperatif ketimbang agresif. Bahasa diperlukan untuk koordinasi mencari makanan, misalnya. Pokoknya bahasa digunakan di dunia sosial yang kompleks.

Pastinya kemampuan manusia untuk bisa berbicara didukung oleh anatomi tubuhnya.

 

speech anatomyperbedaan speech anatomy antara simpanse dan manusia

 

Intinya manusia bisa menghasilkan banyak suara karena posisi larynx ada di bagian bawah tenggorokan. Expanded pharynx jg kunci untuk menghasilkan speech yang terartikulasi dengan baik. ini ada “efek samping”-nya, yaitu kita tidak bisa minum dan bernafas berbarengan.

Bab 8: The Origin of Mind

Tiga revolusi besar yang menandakan sejarah munculnya kehidupan di Bumi:
1. Munculnya mikroorganisme sebagai tanda adanya kehidupan (3.5 miliar tahun yang lalu)
2. munculnya multicellular organisms (500 juta tahun yang lalu)
3. munculnya kesadaran manusia (2.5 juta tahun yang lalu)

Wah, rangkumannya panjang juga ternyata. Lumayan melelahkan menuliskan kembali dari utas di Twitter ke sini. Semoga teman-teman yang membacanya tidak merasa lelah dan bosan.

Buat teman-teman yang baru tertarik dengan evolusi manusia tidak ada salahnya untuk membaca buku ini. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, buku ini memang buku lama. Edisi yang saya baca keluaran tahun 1994, tetapi dia bahasanya ringan sehingga mudah dipahami. Cocok untuk pemula. Bisa dijadikan sebagai buku pengantar sebelum membaca buku-buku lain, yang lebih terbaru dan lebih lengkap, tentang evolusi manusia.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: