#82 – Larutan Senja

Judul: Larutan Senja
Penulis: Ratih Kumala
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (cetakan I, 2017)
Halaman: 125
ISBN: 978-602-03-3815-6
Rating: 4 dari 5 ⭐ – really liked it

Larutan Senja adalah kumpulan cerpen yang ditulis oleh Ratih Kumala. Biasanya saya kurang cocok dengan buku-buku Ratih, tetapi khusus Larutan Senja saya menyukainya.

Sebanyak empat belas cerpen yang terdapat di buku ini. Berikut adalah ringkasan ceritanya.

1. Sang Paradji

Paradji merupakan seorang dukun beranak. Ia dituduh memiliki ilmu hitam dan membunuh suami Nastiti. Ia disiksa dan diusir dari kampung. Meski sudah diusir, Nastiti masih menyimpan dendam.

Sepeninggal Paradji, tanpa disengaja Nastiti menjadi dukun beranak. Masih terbawa dendam, Nastiti pun menimba ilmu hitam. Setelah merasa cukup ilmunya, dia mencari Paradji dan mereka pun bertarung ilmu. Paradji tetap bersikukuh bahwa dia tidak pernah meneluh suami Nastiti. Pertarungan dimenangkan Nastiti, tetapi Paradji bersumpah bahwa dia akan membalaskan kematiannya melalui tujuh bayi yang akan lahir dan menancapkan belati ke dada Nastiti.

2. Schizophrenia

Seorang pasien RS jiwa mengira dirinya psikiater dengan melakukan analisa dengan pasien lain.

3. Purnama di Borneo

Bapaknya Angga bekerja di Kalimantan. Cukup lama dia bekerja di sana dan ketika pulang tubuhnya banyak mengeluarkan darah, lalu dia meninggal. Orang-orang bilang dia digoda peri hutan di sana. Begitu Angga dewasa dia mengikuti jejak ayahnya dengan bekerja di Kalimantan. Angga digoda peri hutan, dia jatuh cinta, ingin menikah dengan peri hutan tersebut, namun dilarang oleh ayah si peri hutan. Angga mencoba mengobati patah hatinya dengan pulang ke kampung halaman. Sama seperti ayahnya, dari berbagai lubang di kepalanya mengeluarkan darah dan dia pun meninggal.

4. Larutan Senja

Sebuah larutan ditemukan oleh “Aku”. Larutan itu dapat membuat Bumi menjadi lebih indah. Namanya larutan senja. Namun, tuhan merebut larutan tersebut dan mengklaim sebagai penemuannya. “Aku” marah dan mengancam akan menuangkan larutan yang membuat Bumi tidak lagi indah. Larutan itu menyebabkan bencana alam.

5. Tahi Lalat di Punggung Istriku

Tokoh “Aku” sangat menyukai tahi lalat di punggung istrinya. Tahi lalat tersebut membuatnya sangat birahi. Namun, pada suatu hari tahi lalat itu sudah tidak ada lagi. Aku pun menjadi sedih dan kehilangan semangat. Dia tidak bisa lagi tertarik terhadap istrinya.

6. Dalu-Dalu

Seorang seniman yang dituduh sebagai lekra.

7. Gin Gin dari Singaraja

“Aku” bertemu dengan Gin Gin di sebuah bus yang menuju Denpasar. Aku akan ke Banyuwangi, sementara Gin Gin ke Singaraja. Di sepanjang perjalanan mereka mengobrol. Gin Gin sangat ramah dan supel. Dia bercerita dia pulang ke Singaraja karena akan ada upacara ngaben. Ibu Gin Gin keguguran dan belakangan ayah Gin Gin bermimpi dia didatangi anak kecil yang minta diberi nama. Ternyata anak kecil itu adalah adiknya Gin Gin dan setelah itu dia minta dingabenkan. Tidak cuma adik Gin Gin yang akan dingabenkan, tetapi ada juga kerabat Gin Gin yang juga akan dingabenkan. Oleh karena itu, Gin Gin harus pulang. Ketika akan berpisah, Gin Gin memberikan nomor telpon dan alamat rumahnya dan meminta kartu nama Aku. Gin Gin berpesan jika ke Singaraja mainlah ke rumah Gin Gin.

Selesai urusan di Banyuwangi, Aku hendak main ke Singaraja. Dia menelpon rumah Gin Gin. Aku mencari-cari Gin Gin sampai akhirnya ayah Gin Gin bilang, “Kadek Gin meninggal tiga tahun yang lalu saat mendaki gunung. Hari ini dingabenkan bersama dengan adiknya.”

8. Nach Westen

Perjuangan orang-orang yang berada di Berlin Timur ingin menyeberang ke Berlin Barat.

9. Wanita Berwajah Penyok

Wanita itu tampangnya buruk rupa dan gagu. Dia idiot. Mulutnya mengeluarkan bau tidak sedap. Awalnya dia hidup bebas. Dia bisa jalan ke sana ke mari keliling kampung. Sayang sekali dia diganggu oleh anak-anak nakal. Dia membela diri. Celakanya, anak tersebut berdarah. Karena dianggap membahayakan, wanita tersebut pun dipasung. Dia tidak mandi, buang kotoran pun di situ, dan tidak pernah dibersihkan. Tidak ada yang mengurusnya.

10. Pada Sebuah Gang Buntu

“Aku” kabur dari rumah, kuliah tidak selesai, demi menikah dengan seorang pria yang tidak jelas masa depan. Mereka terpaksa tinggal di sebuah gang sempit dan padat penduduk. Sudah beranak satu dan sekarang Aku sedang hamil anak kedua. Aku sudah tidak bernafsu melayani suaminya, lalu suami selingkuh, mereka bertengkar, dan Aku bunuh diri.

11. Anakku Terbang Laksana Burung

Berkisah tentang Yesus lahir, penyaliban, dan kebangkitan.

12. Radio Kakek

Punya radio adalah sebuah kemewahan pada saat itu. Orang-orang datang ke rumah Kakek demi mendengarkan radio. Namun, Kakek dianggap sebagai pemberontak karena memiliki radio. Radio itu berfungsi juga sebagai alat untuk mengetahui berita-berita perjuangan. Kakek ditangkap. Ketika ditangkap, Kakek berjanji akan membangunkan cucunya untuk sholat subuh. Dan Kakek menepati janjinya.

13. Obral Peti Mati

Bisnis peti mati sedang suram. Untuk bertahan hidup, “Aku” harus mengobral peti mati. Setelah diobral, ternyata beberapa pesanan datang untuk membeli peti mati itu. Lalu, Aku ditangkap karena ada tiga kematian tidak wajar yang disebabkan obral peti mati.

14. Buroq

Cimeng tidak pernah sholat dan mengaji, tapi pernah memimpikan Nabi Muhammad. Cimeng bilang Rasulullah berdiri di atas buroq dengan wajah tidak terlalu jelas menatap Cimeng dan beberapa orang.

Dari keempat belas cerita tersebut saya paling suka dengan “Gin Gin dari Singaraja”. Ketika membacanya saya merinding ngeri.

By the way, dari empat buku Ratih Kumala yang sudah pernah saya baca Larutan Senja adalah favorit saya.

Satu komentar pada “#82 – Larutan Senja”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: