Judul: The Last Guardian (Artemis Fowl #8)
Penulis: Eoin Colfer
Penerbit: Hyperion Books (2012)
Halaman: 328
Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing
Artemis Fowl II terkena penyakit The Atlantis Complex dan dia sudah enam bulan mengikuti terapi dengan Dr. Jerbal Argon. Hari ini adalah sesi terakhir Fowl dengan Dr. Argon. Fowl sudah sembuh dan sudah kembali ke dirinya yang semula.
Seharusnya setelah terapi, Fowl akan pulang ke rumahnya, bersama Butler, pengawal pribadinya yang setia. Namun, rencana itu harus ditunda karena Opal Koboi datang kembali. Kali ini Koboi datang dengan sebuah rencana jahat yang matang. Rencananya jika berhasil akan memusnahkan kehidupan manusia, menghancurkan dunia peri, dan menasbihkan dirinya sebagai ratu. Obsesinya untuk menjadi ratu tidak pernah hilang.
Koboi akan melibatkan roh para prajurit yang sudah lama gugur. Para roh ini bisa merasuki tubuh siapapun dan apapun yang ada di sekitarnya, termasuk tubuh dari adik kembar Artemis, yaitu Myles dan Beckett Fowl.
Artemis harus bergerak cepat untuk menyelamatkan adik kembarnya dan menyelamatkan dunia dari kehancuran. Bisakah Artemis, bersama-sama dengan Captain Holly Short, Butler, dan Mulch Diggums, kembali menghentikan Opal Koboi atau kali ini Artemis gagal?
Jawabannya — spoiler alert — tentu saja Artemis bisa. Hanya saja, Artemis harus berkorban agar rencananya berhasil. Rencana yang ditolak mentah-mentah oleh Holly dan membuat Butler menyangkal kenyataan selama enam bulan.
Setelah sempat kecewa di buku The Atlantis Complex, saya sudah tidak berani lagi menaruh harapan tinggi di buku Artemis Fowl berikutnya. Niat saya hanya untuk membaca buku terakhir dari Artemis Fowl, selesaikan, agar saya bisa lanjut ke buku fantasi lainnya.
Alhamdulillah, kekecewaan saya di buku sebelumnya terobati. The Last Guardian sangat bagus ceritanya. Mungkin juga ini karena saya tidak berekspektasi apapun sehingga saya bisa lebih menikmati buku ini.
The Last Guardian penuh dengan aksi. Ada serunya Holly yang menerbangkan pesawat dan Diggums yang menaiki troll. Ada juga Butler yang harus bertarung dengan Juliet yang sedang dirasuki salah satu roh. Yang paling seru tentu saja ketika Artemis harus menjalankan rencana pamungkasnya. Dia terjebak dalam pusaran sihir dan nyawanya terancam.
Cerita The Last Guardian berjalan dengan tempo cepat. Eoin Colfer menyuguhkan kepada kita berbagai aksi secara beruntun. Dari satu ketegangan ke ketegangan berikutnya. Kita tidak sempat dibuat untuk beristirahat dan menarik napas karena kita tidak mau ketinggalan aksi apa lagi yang diberikan oleh Artemis Fowl dan kawan-kawan.
Menghadirkan kembali Opal Koboi sebagai musuh terkuat dari Artemis Fowl adalah keputusan tepat. Sifat megalomaniac-nya menghasilkan rencana gila. Koboi rela untuk membunuh Opal Koboi muda yang datang dari masa lalu dan terjebak di masa sekarang. Menggunakan Myles dan Beckett Fowl yang masih berusia empat tahun untuk menjalankan rencananya bukan masalah buat Opal. Seandainya mereka mati pun tidak apa-apa. Opal memang sangat benci manusia.
Hal yang mengharukan adalah ketika Butler menolak untuk hadir di pemakaman Artemis.
Butler did not attend, because he steadfastly refused to believe the evidence presented to him by his own eyes. Artemis is not gone, he asserted, time after time. This is not the endgame. He would not be persuaded otherwise, no matter how many times Juliet or Angeline Fowl dropped down to his dojo for a talk.
Butler ngotot begini karena dia sangat mengenal Artemis. Dia tahu Artemis punya rencana terakhir. Dan Butler tidak akan pernah berhenti untuk percaya itu. Kesetiaan Butler terhadap Artemis ini sungguh membuat saya ingin menangis rasanya. Butler tidak cuma setia, dia sahabat baik Artemis. Tidak berlebihan jika saya bilang bahwa sebenarnya Butler ini sayang dengan Artemis. Perasaannya ke Artemis lebih dari sekadar antara pengawal pribadi dan majikan.
Jadi, berakhir sudah seri Artemis Fowl. Petualangan dimulai dari Artemis Fowl yang masih menjadi seorang criminal mastermind yang egois dan ditutup oleh Artemis Fowl yang sekarang memiliki sifat altruis. Meski memang di akhir cerita timbul pertanyaan baru, tetap saja membuat saya tersenyum penuh haru.
Colfer menulis di halaman pembukanya:
For all the Fowl fans who journeyed to the Lower Elements with me. Thank you.
No, Mr. Colfer. Thank YOU. Terima kasih sudah membawa kami ke dunia peri bersama Artemis Fowl II. Dan terima kasih buat akhir cerita yang dieksekusi dengan baik.
Baca juga resensi:
1. Artemis Fowl
2. The Seventh Dwarf
3. The Arctic Incident
4. The Eternity Code
5. The Opal Deception
6. The Lost Colony
7. The Time Paradox
8. The Atlantis Complex