Judul: Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Penulis: Keigo Higashino
Penerjemah: Faira Ammadea
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (cetakan I, 2020)
Halaman: 400
ISBN Digital: 978-602-06-4828-6
Rating: 4 dari 5 ⭐ – really liked it
Sinopsis
Ketika tiga pemuda berandal bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian, sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat.
Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh.
Namun, surat aneh itu ternyata membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhirnya memberikan nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan.
Hanya untuk satu malam.
Dan saat fajar menjelang, hidup ketiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi.
Ulasan
Saya suka ceritanya. Hangat. Tentang Kakek Namiya yang membuka sesi curhat di sela-selanya mengurus toko kelontongnya. Orang-orang ramai meminta nasihat ke Kakek Namiya atas permasalahan yang dihadapi mereka. Kakek Namiya, orang-orang yang curhat ini, dan tiga berandal yang tanpa sengaja “terdampar” di Toko Kelontong Namiya ternyata memiliki satu benang merah yang sama, yaitu Rumah Perlindungan Anak Taman Marumitsu.
Ceritanya meski bolak-balik antara masa lalu dan masa sekarang, tapi tidak memusingkan kok. Ceritanya ringan memang. Dan seharusnya sih karena ceritanya ringan itu saya bisa menyelesaikannya dalam waktu beberapa hari saja, maksimal tiga hari sudah kelar. Tapi, saya malah baru selesai membacanya setelah delapan hari. Karena kebanyakan buka medsos nih. Hadeh.
Perihal kenapa Toko Kelontong Namiya kenapa bisa jadi ajaib mah tidak usah dipusingkan. Sepertinya itu lah yang menjadi misteri tidak terpecahkan dalam novel ini. Yah, namanya juga cerita dengan genre magical realism. Rada amazed juga Keigo Higashino bisa menulis cerita di luar genre detektif dengan sama bagusnya.