Judul: A to Z by Request
Penulis: Rizal Affif dkk.
Penerbit: PT Grasindo (cetakan pertama, 2013)
Halaman: vi + 338
ISBN 13: 978-602-251-171-7
Harga: Rp 37.600,- (setelah diskon 20%)
Rating: 5/5
Seorang teman SMP dan SMA memberitahu saya bahwa dia sudah menerbitkan buku, meski teman tersebut dengan rendah hati bilang buku tersebut tidak bisa dibilang sepenuhnya bukunya karena dia hanya menyumbang satu tulisan dalam buku tersebut. Buku yang dimaksud adalah A to Z by Request, sebuah antologi cerpen, dan teman saya yang dimaksud adalah Luxmaning Hutaki Widiastari.
Sebagai teman, saya sungguh bangga dengan pencapaian Lulu, panggilan akrab teman saya. Saya turut senang ada teman saya yang akhirnya menerbitkan sebuah buku. Dan sebagai teman yang suportif, saya membeli buku tersebut kemarin di Gramedia setelah berbulan-bulan dulu dan setelah ada diskon dulu.
Jadi, apa itu A to Z by Request? Bagaimana jalan ceritanya? Seru gak? Seru. Ini sungguhan. Untuk sebuah antologi dimana nama-nama penulisnya hanya satu orang saja yang saya kenal, saya berani bilang ini adalah buku yang bagus. 26 cerpen yang ada ditulis selayaknya ditulis oleh penulis profesional dan sudah ada nama. Selama membaca tak henti-hentinya saya berkata kepada diri sendiri bahwa buku ini layak untuk mendapat apresiasi yang lebih luas dan ke 26 penulis ini layak mendapat panggung yang lebih megah di Indonesia. Masing-masing dari mereka layak untuk menerbitkan buku sendiri.
Dari tema yang disuguhkan pun sudah menarik. 26 penulis mendapatkan satu huruf untuk tema cerita yang ditulis. Dari huruf A hingga Z. Dengan huruf tersebut terserah kepada setiap penulis bagaimana mereka akan meramunya menjadi sebuah cerita yang enak dibaca. Entah itu menjadi sebuah awalan nama, titel, chord, penyakit, apapun. Dan dari setiap huruf membawa kejutan yang tidak biasa. Nyaris di setiap akhir cerita saya dibuat tersenyum, ya tersenyum puas, tersenyum getir. Tentu saja karena ceritanya mampu mengaduk emosi. Ke 26 cerita sukses memberikan twist cerita yang tidak dapat saya duga sebelumnya. Jangankan twist, jalan ceritanya saja bagaimana tidak dapat saya terka. Mungkin saya terlalu asyik membaca rangkaian kata dan diksi yang menarik sehingga saya membiarkan diri saya hanyut dalam cerita. Saya tidak membiarkan diri saya terlalu sibuk untuk menebak alur cerita. “Nikmati saja cerita yang sudah disuguhi, Kim. Jangan kamu terlalu ambil pusing.” Seperti yang tertera di cara penyajian buku ini (bisa dibaca di sampul belakang):
Ambil segelas kopi dan sebungkus kacang. Cari huruf mana saja sesuai selera dan temukan cerita di baliknya. Nikmati selagi hangat.
Itu kunci utamanya: nikmati selagi hangat. Namun, saran saya jangan hanya membaca huruf-huruf tertentu. Baca semua huruf dari A hingga Z. Dan bersiaplah untuk selalu ketagihan dan bilang, “I want another word, please. I want more.”