October 2016 Wrap-up

Halo, teman-teman semua! Mohon maaf baru bisa update lagi setelah dua bulan menghilang begitu saja. Kemarin-kemarin mood saya sedang berantakan banget dan itu berpengaruh pada semangat membaca juga semangat menulis. Saya jadi tidak punya semangat keduanya.

Saya tahu mood negatif tidak bisa selalu dituruti. Jadi, pelan-pelan saya coba kembali membuka buku atau ebook. Kecepatan membaca begitu pelan, tapi yah tidak apa-apa. Setidaknya sudah mau kembali baca itu sudah bagus.

Sudah cukup dalih yang dibuat. Sekarang mari kita lanjut saja ke buku-buku yang saya baca di bulan Oktober 2016 kemarin. Berikut buku-bukunya:

Lanjutkan membaca “October 2016 Wrap-up”

July 2016 Wrap-up

Setelah lumayan lama tidak menulis wrap-up buku-buku yang dibaca selama sebulan (karena toh saya kan tidak menulis resensi semua buku yang saya baca. Terakhir menulis wrap-up di November 2014), sekarang saya ingin menggalakkan kembali tulisan dengan kategori wrap-up ini. Jadi, buku-buku yang saya baca di bulan Juli 2016 kemarin adalah:

 

Lanjutkan membaca “July 2016 Wrap-up”

Buku di November 2014

Bulan November kemarin kecepatan membaca saya kembali seperti siput. Lambat. Itu bisa dimaklumi karena bulan lalu saya memang fokus ke hal yang lain sehingga saya mengabaikan buku. Untuk membuka buku saja saya malas.

Jadi, buku-buku yang saya baca bulan lalu adalah:

1. Burung-burung Manyar – Y. B. Mangunwijaya

Saya sudah menulis ulasan Burung-burung Manyar di sini. Silakan mampir jika tertarik untuk membaca ulasan tersebut. 😀

Rating: 5/5

2. Al Hikam –  Ibnu Atthaillah

Saya membaca Al Hikam yang terjemahan bahasa Inggris. Isinya sangat bagus dan menohok. Sangat mengena di hati. Ada satu aphorism yang aku ingat:

Allah is the one who places a need in our hearts. And He wants us to seek that need out by asking Him.

Oleh karena itu, janganlah ragu untuk meminta kepada Tuhanmu. 🙂

Rating: 5/5

Buku di Oktober 2014

Sepertinya dua bulan terakhir adalah bulan-bulan di mana produktivitas membaca saya cukup baik. Bulan September lalu saya membaca delapan buah buku dan selama bulan Oktober kemarin saya membaca sepuluh buku. Hore! Mudah-mudahan tren positif ini terus berlanjut ke bulan-bulan berikutnya. Amin.

Jadi, sepuluh buku yang saya baca adalah:

1. The Moral Animal – Robert Wright

Menurut saya bukunya yang kurang seru. Sepertinya penulis adalah fans Darwin sejati. Wright membahas semuanya selalu kembali ke Darwin. Jadinya semacam membaca buku biografi Charles Darwin, bukannya tentang the moral animal itu sendiri.

Rating: 2/5

2. The Social Animal – David Brooks

Buku nonfiksi tentang human life span yang menarik. Brooks menuliskannya tidak kaku, misalnya hanya dengan menuliskan teori demi teori melainkan seperti cerita. Brooks menciptakan dua tokoh utama untuk buku nonfiksi ini, yaitu Erica dan Harold. Dia menceritakan kisah Erica dan Harold sedari mereka lahir, tumbuh dan berkembang, jatuh cinta, sukses dalam karir lalu gagal, dan tentunya konflik di antara mereka berdua. The Social Animal seperti buku fiksi dan nonfiksi yang menjadi satu.

Rating: 5/5

3. Choke – Chuck Palahniuk

Novel Choke berkisah tentang Victor Mancini, seorang pecandu seks yang semasa kecilnya di-abuse oleh ibu kandungnya sendiri. Sementara ibunya yang sudah tua harus dirawat di fasilitas home care, sepertinya karena pikun. Hubungan antara Victor dan ibunya seperti hubungan love-and-hate. Victor tidak mendapat kasih sayang dari ibunya, tapi dia tetap merawat dan menyayangi ibunya.

Rating: 3/5

4. Sex. Power, Conflict – David M. Buss

Membosankan. Entahlah. Mungkin karena yang menulis bukan Bapak Buss sendiri. Beliau hanya editor di sini.

Rating: 1/5

5. Diary – Chuck Palahniuk

Diary berkisah tentang Misty Wilmot yang harus mengalami nasib menjadi korban konspirasi. Dia seorang pelukis handal terpaksa membuang mimpinya menjadi pelukis terkenal ketika dia kedapatan hamil dan harus menikahi Peter Wilmot. Mereka berdua kembali ke kampung halaman Peter di Waytansea Island. Suatu hari Peter ditemukan dalam keadaan tidak sadar di mobilnya. Dari sinilah kemudian diketahui sedikit demi sedikit kenapa Peter memaksa membawa Misty ke Waytansea Island.

Rating: 3/5

6. The Woman that Never Evolved – Sarah Blafer Hrdy

Mungkin saja saya bacanya sedang tidak fokus jadi buku ini rasanya… tidak menarik. Kebanyakan penjelasan tentang hewan-hewan primata ketimbang manusianya. Masuk akal sih kenapa lebih banyak membahas primata, tapi ya… bosan juga. 😛

Rating: 1/5

7. On Disobedience and Other Essays – Eric Fromm

Saya baru ngeh ternyata buku ini adalah kumpulan esai Eric Fromm. Saya hanya ingat sedikit tentang On Disobedience. Sementara tiga esai yang lain saya lupa. Nantilah dibaca ulang. Toh, esainya singkat dan menarik.

Rating: 3/5

8. The Art of Loving – Eric Fromm

Dari judulnya saja sudah ketahuan buku ini tentang seni mencintai. Fromm memberitahu kita bahwa cinta itu seni dan untuk bisa menguasai seni tersebut kita harus belajar. Kita terlalu fokus untuk menjadi objek, untuk dicintai, sehingga kita lupa untuk bagaimana mencintai. Fromm juga menjelaskan beberapa jenis cinta, yaitu fatherly/motherly love, brotherly love, erotic love, self-love, dan love of God.

Rating: 5/5

9. Lelaki Harimau – Eka Kurniawan

Sebuah kampung geger karena Margio membunuh Anwar Sadat dengan menggigit putus lehernya. Tanpa senjata. Hanya gigi taringnya. Margio pun dengan enteng bilang, “Bukan aku yang melakukannya. Ada harimau dalam tubuhku.” Membaca Lelaki Harimau seperti menonton film detektif. Permasalahan diletakkan di awal, yaitu pembunuhan Anwar Sadat. Kemudian, halaman demi halaman berikutnya kita akan diajak bersama mencari tahu kenapa Margio membunuh Anwar Sadat dan kenapa ada harimau di dalam tubuhnya.

Rating: 5/5

10. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas – Eka Kurniawan

Kurang seru dibandingkan Lelaki Harimau. Ya begitulah.

Rating: 3/5

Buku di September 2014

Selama bulan September 2014 kemarin saya berhasil menamatkan delapan buah buku. Sungguh suatu kemajuan pesat setelah beberapa bulan sebelumnya saya hanya membaca berkisar 3 – 4 judul buku. 🙂

Jadi, delapan buku tersebut adalah:

1. Jiwa-jiwa Mati – Nikolai Gogol

Jiwa-jiwa Mati bercerita tentang seorang pegawai pemerintah, Chichikov, yang korup dan hanya ingin mencari keuntungan sendiri. Dia pergi keliling negeri untuk mencari dan membeli petani-petani yang sudah mati. Jujur saja, saya agak kewalahan membacanya karena terlalu deskriptif. Terlalu detil. Sehingga memerlukan waktu agak lama bagi saya untuk mencerna setiap kalimatnya.

Rating: 3/5

2. Why Sex Matters – Bobbi S. Low

Buku yang mengupas tentang perbedaan pria dan wanita dari sudut pandang Psikologi Evolusi dan ekologi. Buku ini menjawab pertanyaan kenapa di daerah yang sumber dayanya mudah didapat masyarakatnya cenderung untuk melakukan poligini, sementara di daerah yang susah untuk mendapatkan sumber daya masyarakatnya melakukan poliandri. Buku ini juga menjelaskan kenapa di daerah tertentu masyarakatnya lebih menginvestasikan waktu, tenaga, dan sumber daya untuk membesarkan anak perempuan ketimbang anak laki-laki.

Rating: 4/5

3. Evolutionary Psychology: The New Science of the Mind – David M. Buss

Buku ini membahas tentang perilaku mating manusia, pola asuh dalam keluarga, pertemanan, konflik, dan masalah-masalah lain dalam dinamika kelompok dari sudut pandang Psikologi Evolusi. Sangat mudah dicerna dan asyik dibaca.

Rating: 5/5

4. The Evolution of Desire: Strategies of Human Mating – David M. Buss

Sejak kapan sebenarnya cinta itu muncul? Apakah sejak jaman manusia purba mereka sudah mengenal cinta? Ataukah cinta itu adalah produk evolusi dari yang namanya hasrat? Jika cinta memang sangat kita butuhkan, lantas mengapa seringkali terjadi konflik perihal cinta antara pria dan wanita? The Evolution of Desire membahas tentang strategi pria dan wanita dalam mating. Buss menjelaskan apa yang sebenarnya diinginkan oleh wanita dan pria. Kemudian, dari perbedaan keinginan itu muncullah konflik. Lalu, strategi apa saja yang digunakan pria dan wanita untuk menarik perhatian lawan jenis. Kenapa pria dan wanita bisa bertahan dalam sebuah hubungan dan kenapa mereka bisa berpisah. Dibahas juga tentang dalam suatu hubungan akan ada perubahan-perubahan yang terjadi seiring waktu, seperti menopause, lunturnya komitmen, kehilangan gairah, meningkatnya status pria, dan sebagainya.

Rating: 5/5

5. Overture: Sebuah Lagu Kala Mendung – Disa Tannos

Berkisah tentang kisah cinta antara Rena, Raka, Kei, dan Dimas. Berawal dari Rena yang dengan alasan egoisme pribadi meninggalkan Raka dan anak mereka demi mengejar kebebasan, yang katanya dapat membuat Rena lebih bahagia. Raka yang dalam keterpurukannya dipertemukan dengan Kei. Perlahan-lahan Kei menyembuhkan luka Raka dan cinta pun tumbuh di antara mereka. Tapi, masih ada Dimas yang tidak rela jika cinta sejatinya, Kei, harus menjadi milik orang lain. Disa bagus sekali meramu kata-kata menjadi sebuah novel. Konflik yang ada pas. Tidak berlebihan. Dan saya suka cara Disa dalam memilih diksi kemudian merangkainya. Indah sekali.

Rating: 4/5

6. The Dangerous Passion: Why Jealousy is Necessary as Love and Sex – David M. Buss

Menurut Buss, penulis buku ini, sebenarnya manusia sudah didesain untuk cemburu. Pria dan wanita punya kecenderungan sendiri dalam menindaklanjuti rasa cemburu mereka. Cemburu dalam kadar yang pas sebenarnya dapat membuat cinta menjadi lebih indah. Dan ditambah dengan rasa percaya bisa membuat sepasang kekasih/suami-istri semakin berkomitmen dalam hubungan mereka. Namun, cemburu yang berlebihan tentu saja berbahaya.

Rating: 4/5

7. On Our Minds – Eric M. Gander

Gander membahas tulisan-tulisan dari Stephen Jay Gould, Edward O. Wilson, Richard Dawkins, dan lainnya yang mendapat kritikan. Saya kurang suka dengan cara penulisannya. Kurang renyah. Kurang asyik. Akibatnya saya kurang paham apa yang dibahas.

Rating: 2/5

8. Why Women Have Sex – David M. Buss dan Cindy M. Meston

Buku ini ditulis setelah penulisnya, David M. Buss dan Cindy M. Meston, melakukan survei ke 1.006 wanita. 1.006 wanita tersebut ditanya mengapa mereka melakukan seks. Tentu saja banyak alasan mengapa wanita melakukan seks, mulai dari rasa penasaran, ingin bertualang, hingga ingin membalas dendam kepada pasangan mereka yang telah selingkuh. Bahkan, ada juga yang ingin menularkan penyakit seksual yang dideritanya.

Rating: 3/5

Buku di Agustus 2014

Saya masih terkena sindrom malas baca buku. Buktinya bulan lalu saya hanya berhasil menamatkan tiga buah buku. Kalau kecepatan membaca masih seperti ini, entah akhir tahun nanti apakah target membaca saya bisa terpenuhi. Dari ketiga buku tersebut tidak ada satupun yang saya tulis resensinya. Hihihihi…

Jadi, ketiga buku itu adalah:

1. Influence: The Psychology of Persuasion – Robert B. Cialdini

Buku ini tentang teknik-teknik persuasi secara ilmiah. Bagi yang ingin belajar bagaimana caranya mempengaruhi orang lain, boleh lah buku ini menjadi acuan.

Rating: 4/5

2. Fifty Shades of Gray – E. L. James

Novel sampah. Sudah, cukup. Itu saja.

Rating: 1/5

3. The Old Man and the Sea – Ernest Hemingway

Ceritanya sederhana. Tentang nelayan tua yang tidak berhasil mendapat ikan selama kurang lebih 84 hari. Biasanya dia ditemani anak laki-laki. Namun, karena nelayan tua tersebut selalu gagal dalam menangkap ikan, orangtua anak laki-laki tersebut melarangnya untuk pergi melaut bersama nelayan tua tersebut. Hari ke-85 nelayan tua pergi memancing sendirian. Akhirnya umpannya berhasil mengecoh ikan besar. Tapi, perjuangan untuk menangkap ikan itu pun tidak mudah. Meski ceritanya singkat dan sederhana, tapi tetap menarik. Hemingway menulis cerita menangkap seekor ikan saja bisa dibikin untuk merenung juga. 😀

Rating: 4/5

Buku di Juli 2014

Bulan lalu saya membaca empat buah buku. Keempat buku itu adalah:

1. Anne of Avonlea – L. M. Montgomerry

Anne of Avonlea adalah lanjutan dari novel seri Anne of Green Gables. Ceritanya tentang Anne yang menginjak usia remaja dan menjadi guru. Dia juga ikut membantu Marilla untuk merawat si kembar Dori dan Davy yang menjadi yatim piatu. Cerita yang sangat ringan dan sederhana. Cocok untuk dibaca di kala sedang ingin membaca buku ringan.

Rating: 3/5

2. One Amazing Thing – Chitra Banerjee Divakaruni

Sembilan orang terjebak di sebuah kantor permohonan visa begitu gempa datang. Sudah 12 jam berlalu namun bantuan belum tiba. Untuk melupakan musibah yang sedang dihadapi dan meredakan konflik yang terjadi, Uma mengusulkan agar masing-masing dari mereka menyumbangkan satu cerita pengalaman mereka yang ingin mereka bagikan. Taktik Uma berhasil. Orang-orang mulai melupakan konflik dan satu per satu mereka bercerita satu kisah dari hidup mereka.

Rating: 5/5

3. Wuthering Heights – Emily Bronte

Ulasan singkat sudah saya tulis di sini. Meski sudah dua kali membaca, novel ini tetap mendapat predikat novel favorit saya sepanjang masa.

Rating: 5/5

4. Ilmu Kedokteran Lengkap tentang Neurosains – Iyan Hernanta

Ulasan singkat buku ini juga sudah saya tulis di sini. Meski judulnya bombatis dengan mengaku-ngaku lengkap, tapi percayalah buku ini jauh dari kata lengkap.

Rating: 1/5

Buku di Juni 2014

Kecepatan membaca masih seperti siput. Bulan lalu saya hanya tamat membaca tiga buku. Padahal saya tidak sibuk-sibuk banget. Jadi, sebenarnya waktu luang itu ada, tetapi rasa malas lebih menguasai diri. Apa boleh buat cuma tiga buku yang bisa saya baca. Mudah-mudahan bulan ini rasa malas bisa pergi sehingga saya bisa baca lebih banyak buku. Amin!

Berikut buku-buku di bulan Juni kemarin:

1. Kelir Slindet – Kedung Darma Romansha

Cikedung adalah nama sebuah desa yang terletak di sebelah barat kota Indramayu, menjadi latar cerita dengan Mukimin dan Safitri yang menjadi tokoh utamanya. Mukimin, remaja pria, tergila-gila dengan Safitri si kembang desa. Suaranya sangat merdu. Cengkoknya cocok untuk menyanyi kasidah. Wajahnya cantik. Tak heran jika banyak pria mendekati dirinya dan mengajaknya menikah meski umur Safitri masih belasan tahun. Bahkan, Ustadz Musthafa, kakak Mukimin, pun ikut melamar Safitri.

Kisah cinta Mukimin dan Safitri tidak jelas bagaimana akhirnya. Namun, yang pasti ceritanya harus berakhir dengan Safitri yang menyerah pada keadaan. Ia menjadi penyanyi dangdut kampung dan harus mendapati dirinya berbadan dua.

Rating: 3/5

2. Pride and Prejudice and Zombies – Seth Grahame-Smith

Apa jadinya kalau sebuah novel klasik yang sudah dibaca sejuta umat kemudian dibuat versi baru? Bisa jadi malah lebih mengasyikkan cerita pelesetannya ketimbang versi aslinya. Itulah yang saya rasakan ketika membaca Pride and Prejudice and Zombies. Butuh kecermatan dan kesabaran luar biasa bagi saya saat membaca Pride and Prejudice karangan Jane Austen. Toh, pada akhirnya saya menyerah. Saya tidak bisa mengikuti jalan ceritanya. Mungkin karena Jane Austen menulis menggunakan bahasa Inggris tingkat dewa, jadi saya mengibarkan bendera putih dan bersumpah tidak akan lagi menyentuh buku-buku Jane Austen.

Well, setelah saya membaca novel ini, saya malah jadi bisa lebih mengerti Pride and Prejudice ini sebenarnya cerita tentang apa. 😆

Rating: 3/5

3. In Cold Blood – Truman Capote

Riviunya sudah saya tulis di sini. Capote menulis tentang pembunuhan keji keluarga Clutter yang dilakukan oleh duo mantan residivis, Perry Smith dan Richard “Dick” Hickock. Sisi psikologis dari kedua pelaku dijelaskan detil oleh Capote. Namun, sayang terjemahannya terlalu kaku dan tidak bagus.

Rating: 4/5

Buku di Mei 2014

Sebenarnya agak terlambat untuk menulis wrap-up buku yang dibaca bulan lalu. Tapi, tak mengapa. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Betul tidak? 😉

Jadi, selama bulan Mei kemarin saya membaca empat buah buku. Keempat buku tersebut adalah:

1. Arok Dedes – Pramoedya Ananta Toer

Novel ini berkisah tentang pemberontakan Ken Arok terhadap pemerintahan Tunggul Ametung. Selama ini yang saya tahu dari buku-buku sejarah di sekolah dulu bahwa Ken Arok itu seorang pemberontak dan perampok yang jahat. Istri Tunggul Ametung, yakni Ken Dedes, dikawini setelah suaminya dibunuh. Dan saya juga ingat kata-kata guru Sejarah saya di SMP dulu, “Ken Arok meminta Empu Gandring untuk membuatkannya keris sakti. Dengan keris sakti itulah dia berharap bisa menaklukkan Tunggul Ametung. Setelah keris itu selesai ditempa, Ken Arok menusuk Empu Gandring dengan keris tersebut. Empu Gandring mengutuk keturunan Ken Arok akan saling bertikai dan membunuh dengan keris tersebut.” Begitulah kira-kira.

Otomatis, selama saya membaca novel ini saya mencari adegan dimana Empu Gandring akan mengutuk Ken Arok. Nyatanya, sampai akhir cerita saya tidak menemukan adegan kutuk-mengutuk itu. 😆 Dan saya jadi punya persepsi baru mengenai Ken Arok. Ternyata Ken Arok ini tidak sejahat yang digambarkan buku sejarah. Meski dia berkastra sudra, ternyata dia orangnya pintar. Bisa menguasai Sansekerta dalam usia muda. Sementara Ken Dedes ini tidak pasrah dan menderita. Bertolak belakang dengan apa yang ada di dalam benak saya dulu. Oleh Pram, Ken Dedes digambarkan sebagai wanita yang pintar, tapi diskriminatif dan licik juga. Halah, keren betul bahasanya. 😆

Rating: 5/5

2. Voices of Bereavement – Joan Beder

Buku ini isinya tentang kisah-kisah personal orang-orang yang kehilangan orang tercinta. Diceritakan bagaimana hubungan yang terjalin antara mereka dan orang yang dicintai, bagaimana kehilangan itu terjadi, dan bagaimana perasaan mereka. Juga diceritakan sesi konseling mereka masing-masing. Ada satu kutipan dari buku ini yang sangat membekas di saya, yaitu:

Bereavement does not mean forgetting the person who died but the mourner can remember him or her without a terrible amount of pain.

Rating: 1/5

3. Pantai Kupu-kupu – Elia Bintang

Alkisah sebuah tempat disebut Pantai Kupu-kupu, tempat dimana Nina tuju untuk mencari tujuan hidup. Di sana dia bertemu dengan Sam. Dari pertemuan itu mereka merasa cocok satu sama lain dan menghabiskan malam dengan mengobrol banyak hal. Tentang musik, pemberontakan, hingga tentang legenda Pantai Kupu-kupu.

Membaca Pantai Kupu-kupu seperti membaca sebuah perenungan dan kegelisahan diri. Entah kenapa membaca buku ini membuat saya teringat lagu Sandi Thom yang berjudul I Wish I was a Punk Rocker. Meski ceritanya ringan dan bukunya tipis, pembaca diajak berkontemplasi. Kalau menurut saya, kurang tebal sih bukunya kalau untuk berkontemplasi atau semacam berfilosofis begitu. 😆 But, it was OK after all. 

Rating: 2/5

4. Corat-coret di Toilet – Eka Kurniawan

Buku kumpulan cerpen dari Eka Kurniawan ini berisi 10 cerpen yang menarik, lucu, penuh sindiran, dan satir. Saya akhirnya memutuskan membeli kumpulan cerpen ini karena penasaran dengan nama Eka Kurniawan. Beberapa orang bilang mereka nge-fans dengan Eka. Oke, sebagus apa sih tulisan Eka Kurniawan? Ternyata, setelah saya selesai membaca sepuluh cerpennya, saya lantas jadi penasaran ingin mengumpulkan buku-bukunya yang lain.

Rating: 5/5

Buku di April 2014

Bulan lalu saya hanya membaca tiga buah buku. Sebuah kemunduran setelah di bulan Maret saya bisa membaca sembilan buku. Saya sedang dilanda sindrom malas membaca nih. Kecepatan membaca juga seperti siput. Lambat sekali. Anyway, ketiga buku tersebut adalah:

1. Oksimoron – Isman H. Suryaman

Ulasan singkat novel ini sudah saya tulis di sini. Novel yang bercerita tentang pasangan muda, Rine dan Alan, yang baru menikah. Topik yang diangkat menarik, yaitu tentang pernikahan. Ceritanya lucu. Oksimoron membuat saya tertawa.

Rating: 4/5

2. Marginalia – Dyah Rinni

Ceritanya tentang Aruna dan Drupadi yang dipertemukan oleh sebuah buku. Mereka saling berbalas marginalia di buku kesayangan istri Aruna yang sudah tiada. Kemudian dari situlah cerita bergulir. Novel yang biasa saja menurut saya. Tidak spesial. Tapi, tidak jelek juga. Setidaknya saya masih memberikan 2 bintang untuk Marginalia.

Rating: 2/5

3. Damned – Chuck Palahniuk

Damned berkisah Madison, remaja berusia 13 tahun, harus mendapati dirinya berada di neraka karena dia meninggal overdosis ganja. Dalam novel ini Palahniuk membuat neraka terasa tidak begitu menyeramkan dan mati itu bukan suatu hal yang buruk kok. Kita tidak perlu takut. Seandainya gambaran Palahniuk ini memang benar adanya, seandainya aku mati dan harus masuk neraka, ya I think that’s OK.

Rating: 3/5