#75 – Malam Terakhir

Malam TerakhirJudul: Malam Terakhir
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (cetakan II, Desember 2012)
Halaman: xviii + 117 halaman
ISBN: 978-979-91-0521-9
Rating: 2 dari 5 ⭐ – it was okay

Kumpulan cerpen dari Leila S. Chudori ini sudah pernah saya baca di tahun 2018 yang lalu. Saya memutuskan untuk membaca ulang karena saya lupa-lupa ingat dengan ceritanya. Dulu saya baca gratis dengan meminjam di iPusnas atau iJak (saya lupa). Sekarang saya bacanya di Gramedia Digital.

Malam Terakhir terdiri dari sembilan cerita pendek yang pernah diterbitkan di tahun 1989. Biar tidak lupa lagi tidak ada salahnya jika saya mencatat ringkasan cerita di sini. Jangan khawatir, sebisa mungkin saya menghindari spoiler. Ini hanya garis besar ceritanya saja.

Lanjutkan membaca “#75 – Malam Terakhir”

#74 – Laut Bercerita

36393774._sx318_Judul: Laut Bercerita
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (cetakan I, Oktober 2017)
Halaman: x + 379
ISBN: 978-602-424-694-5
Rating: 4 dari 5 ⭐ – really liked it

Asmara adikku, 

Saat ini aku berada di perut laut, menunggu cahaya datang.

Ini sebuah kematian yang tidak sederhana. Terlalu banyak kegelapan. Terlalu penuh dengan kesedihan. (hal. 364)

Laut Bercerita berkisah tentang mereka yang dihilangkan dan keluarga mereka yang harus berjuang karena kehilangan. Sebanyak 22 aktivis, yang dianggap terlalu berani melawan kediktatoran, diculik. Sembilan orang kembali, sementara tiga belas orang lainnya belum (atau bahkan tidak) kembali. Mereka hilang begitu saja, termasuk Biru Laut.

Perkenalan Laut dengan dunia aktivis dimulai ketika dia menjadi mahasiswa di UGM. Di sana dia banyak bertemu dengan teman-teman mahasiswa yang kritis terhadap pemerintah. Di kampus Laut bergabung di organisasi Winatra yang berafiliasi dengan Wirasena. Bersama mereka, Laut belajar untuk berani bersuara. Mereka cukup vokal memprotes ketidakadilan yang dialami rakyat. Akibatnya, mereka menjadi target operasi.

Lanjutkan membaca “#74 – Laut Bercerita”

#66 – 9 dari Nadira

Judul: 9 dari Nadira
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (cetakan I, 2009)
Halaman: xi + 270
ISBN-13: 978-979-91-0209-6
Harga: Gratis dengan meminjam di iPusnas
Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing

Suatu pagi Nadira menemukan ibunya, Kemala Yunus, terbujur kaku. Tubuhnya membiru dengan busa yang keluar dari mulutnya. Di dekatnya ditemukan obat-obatan.

Kematian Kemala yang begitu mendadak dengan cara yang mengejutkan pula membuat satu keluarga tersebut sangat terpukul dan berduka dengan caranya masing-masing. Bram Suwandi, sang suami, harus mengalami depresi karena ditambah permasalahan dia dipensiunkan secara halus di kantornya. Yu Nina–kakak pertama Nadira–menangis meraung-raung, lalu pergi ke Amerika. Kang Arya–kakak kedua Nadira–mungkin terlihat tegar, tetapi kemudian dia menyepi ke hutan bertahun-tahun untuk mengobati kesedihannya. Sementara Nadira, si bungsu yang sangat mencintai dan mengagumi ibunya, butuh waktu bertahun-tahun pula (empat tahun tepatnya) untuk keluar dari kolong meja kerjanya dan mulai menata diri. Selama ini dia membangun kemah di sana, tidur di sana, dan mengabaikan kebutuhan untuk mengurus diri.

Lanjutkan membaca “#66 – 9 dari Nadira”