#77 – Samudra di Ujung Jalan Setapak

Judul: Samudra di Ujung Jalan Setapak
Judul asli: The Ocean at the End of the Lane
Penulis: Neil Gaiman
Penerjemah: Tanti Lesmana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (cetakan I, Juli 2013)
Halaman: 264
ISBN: 978-979-22-9768-3
Rating: 5 dari 5 ⭐ – it was amazing

Aku, narator kisah ini, mengendarai mobilnya menuju rumah lamanya yang telah berpuluh tahun tidak ada. Rumah tua itu dirobohkan dan digantikan dengan rumah baru. Setelah menatap sebentar rumah baru itu, dia melanjutkan perjalanannya.

Mobilnya menjauhi kota dan memasuki jalanan yang lebih sempit, lebih berangin, dan menjadi jalur setapak kecil. Jalan setapak itu berakhir di rumah pertanian Hempstock. Aku memarkirkan mobilnya di samping pekarangan. Dia bertanya-tanya masihkah keluarga Hempstock tinggal di sini?

Lanjutkan membaca “#77 – Samudra di Ujung Jalan Setapak”

Rekap Februari 2018

Saya puas banget dengan free trial premium Bookmate. Saya bisa baca buku-buku impor (yang mahal kalau beli pakai uang sendiri) dan buku-buku dari penulis dalam negeri. Untung banget deh. Saya jadi serius mempertimbangkan meneruskan berlangganan premiumnya Bookmate ini.

Gegara free trial premium Bookmate yang membuat saya tidak mau rugi jadinya selama sebulan kemarin saya bisa baca sampai sepuluh buku. Well, tepatnya sih delapan buku saya baca di Bookmate dan dua buku saya baca buku fisiknya.

Inilah sepuluh buku yang saya baca di bulan Februari 2018 kemarin:

Lanjutkan membaca “Rekap Februari 2018”

#8 – InterWorld

InterWorldJudul: InterWorld
Penulis: Neil Gaiman dan Michael Reaves
Penerjemah: Tanti Lesmana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (cetakan I, 2010)
Halaman: 280
ISBN 13: 978-979-22-5890-5
Harga: Rp 20.000,-
Rating: 4/5

Joey Harker hobi sekali tersesat. Bahkan di dalam rumahnya sendiri pun dia masih bisa tersesat. Keluarga dan teman-temannya sudah paham betul hobi Joey yang satu ini. Joey sendiri baru memahami kenapa dia bisa seringkali tersesat setelah mendapat tugas dari Mr. Dimas, guru mata pelajaran Kajian-kajian Sosial di sekolahnya.

Saat itu Joey dan teman-teman sekelasnya mendapatkan tugas yang agak ekstrem. Mereka diangkut naik bus sekolah dan diturunkan di sembarang tempat. Tugas mereka adalah menemukan jalan menuju pos dalam batas waktu tertentu dan tanpa peta. Ponsel, kartu kredit, dan uang tunai disita. Jadi, mereka benar-benar tidak bisa meminta bantuan dari orangtua atau menelpon taksi untuk menjemput. Dari sinilah petualangan kemudian dimulai.

Dalam tugas itu Joey kembali tersesat. Tak mengherankan sebetulnya. Namun, tersesatnya Joey kali ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Joey tersesat ke dunia lain. Rupanya Joey adalah seorang Pelintas. Dia bisa melintasi antardimensi. Dan ternyata Joey bukan satu-satunya Pelintas yang ada di Multiverse.

Joey adalah Pelintas yang hebat. Kekuatannya menjadi daya tarik bagi dua kubu di Multiverse, yaitu HEX yang mengandalkan sihir dan Binary yang mengandalkan sains. Kedua kubu ini bernafsu ingin menguasai Multiverse dengan memanfaatkan kekuatan para Pelintas, termasuk Joey. Namun, Joey memutuskan untuk bergabung dengan InterWorld Prime, sebuah gabungan pasukan berupa dirinya dari berbagi versi dari berbagai dimensi yang ada di Multiverse. Mereka pun juga memiliki kekuatan-kekuatan yang hebat seperti Joey. Mereka bersatu-padu berjuang menghentikan kekuatan jahat yang ingin menguasai Multiverse.

Cerita yang sangat menarik bagi saya. Neil Gaiman selalu berhasil memukau saya. Bagi saya, dia pengarang dengan imajinasi yang luar biasa. Orang yang kreatif sekali bisa membuat cerita-cerita fantasi dan kali ini sci-fi. Sudah cukup lama sebenarnya saya mengincar buku ini, tetapi baru kesampaian beli tanggal 25 Maret yang lalu. Itupun karena Gramedia sedang mengadakan bazar buku murah. InterWorld hanya dibanderol dengan harga Rp 20.000,-.

Well, satu yang menjadi pertanyaan bagi saya mengapa Neil Gaiman dan Michael Reaves tidak banyak membahas Binary? Tadinya saya kira ceritanya akan terjadi perang antara HEX dan Binary, juga dengan InterWorld yang bertindak sebagai gerilyawan. Sesekali mengecoh kedua kubu tersebut dengan serangan tiba-tiba. Nyatanya, Gaiman dan Reeves lebih banyak menceritakan HEX ketimbang Binary. Binary hanya dijelaskan sembari lalu. Penjelasan yang cukup memberikan kita informasi bahwa sedang terjadi perebutan kekuasaan di Multiverse antara HEX dan Binary. Sudah, hanya itu saja. Konflik yang ada pun hanya antara InterWorld dan HEX, tidak ada Binary. Jadi, menurut saya kurang seru saja. Kasihan Binary hanya dijadikan pemanis saja dan tidak memberikan kontribusi apapun dalam konflik di InterWorld.

Meski begitu, saya tetap memberikan 4 bintang dari 5 karena penulisnya adalah penulis favorit saya dan ceritanya juga menarik. 😀