Bulan lalu saya baca sembilan buku (dan ebook). Berikut sembilan buku yang saya baca:
1. Somewhere Only We Know – Alexander Thian
Oke. Mari kita mulai. Sebentar. Saya tarik napas dulu. Tarik napas. Hembuskan. Baiklah. Jadi begini, sejak awal saya tidak ada ekspektasi apapun dengan buku ini. Begitu selesai dibaca, meski saya tidak ada ekspektasi, tetap saja saya merasa… Kecewa. Novel macam apa ini?! Ceritanya kok begini banget? Maksa sekali sih… Penjelasan berulang-ulang semacam “oh, tidak! Dadaku sungguh rata!”, deskripsi Arik yang maha sempurna (too good to be true), dan kisah cinta Kenzo yang kelewatan lebay dramanya. So, sorry, Koh Alex. I don’t like this book.
Rating: 1/5 – I didn’t like it
2. Kaas – Willem Elsschot
Ulasannya sudah saya tulis di sini. Ceritanya tentang Frans Laarmans, seorang pegawai kerani. Karir mandek dan gaji pas-pasan membuatnya berpikir ingin menjadi marketing keju saja. Dia sudah mengkhayal yang indah-indah sampai ke langit untuk kemudian dia terhempas ke bumi. Moral ceritanya adalah jika ingin melakukan sesuatu hal yang baru harus dilakukan dengan persiapan yang matang.
Rating: 4/5 – I really liked it
3. The Screaming Staircase – Jonathan Stroud
Memang sudah sepantasnya Jonathan Stroud menjadi penulis favorit saya. Setelah sukses dengan trilogi Bartimaeus, tentu segala sesuatu yang berbau Jonathan Stroud menjadi minat saya, termasuk seri Lockwood & Co. ini. Membaca The Screaming Staircase mengobati kerinduan saya akan Stroud. Jika banyak yang masih mengaitkan Stroud dengan trilogi Bartimaeus ketika membaca seri Lockwood & Co. ini, maka tidak dengan saya. Bagi saya, trilogi Bartimaeus dan Lockwood & Co. berdiri sendiri-sendiri. Stroud berhasil melepaskan bayang-bayang Bartimaeus dari seri Lockwood & Co.
Anyway, ceritanya tersusun rapi sekali. Kasus berburu hantu pertama yang dihadapi Lockwood, George, dan Lucy ternyata menjadi inti cerita dari The Screaming Staircase. Konflik yang terjadi di antara mereka natural dan memang dibutuhkan. Mereka bertiga dengan tipe kepribadian yang berbeda tentunya akan menimbulkan gesekan-gesekan dalam berinteraksi dan menangani kasus. Pokoknya, well done!
Rating: 5/5 – It was amazing!
4. A Brief History of Time – Stephen Hawking
Buku ini sudah saya baca dua kali. Dulu sewaktu baca untuk pertama kali saya sama sekali tidak paham sama isinya. Di saat baca yang kedua kali saya putuskan akan baca dengan serius. Saya mencatat apa yang saya anggap penting. Saya baca pelan-pelan. Satu paragraf bisa saya baca berulang-ulang kali sampai saya bisa paham maksudnya. Tidak jarang di saat saya membaca di satu halaman dan saya tidak paham maka saya kembali ke halaman sebelumnya supaya bisa lebih memahami. Hasilnya? Alhamdulillah saya jadi lebih paham isi bukunya meski cuma sedikit. Ya lumayan lah.
Rating: 5/5 – It was amazing!
5. The White Castle – Orhan Pamuk
Ceritanya tentang seorang dari Itali yang ditangkap oleh tentara Kerajaan Ottoman. Kemudian dia menjadi budak orang Turki yang dipanggilnya Hoja. Hoja ini tokoh yang menarik. Dia haus akan ilmu pengetahuan dan dia butuh budaknya untuk mengajarkan hal-hal yang tidak diketahuinya karena budaknya ini pintar dan berwawasan luas. Hubungan mereka sudah lebih dari sekadar majikan dan budak, yaitu hubungan benci tapi rindu. Benci tapi cinta. Not in a romantic way, mind you. Memang betul benci dan cinta itu beda tipis. Ha, ha, ha.
Rating: 4/5 – I really liked it
6. Dengarlah Nyanyian Angin – Haruki Murakami
Bukunya tipis dan ceritanya singkat. Ceritanya tentang Aku, Nezumi (sahabatnya), dan pacar Aku. Nezumi selalu ngomel-ngomel tentang kekayaan, padahal dia sendiri anak orang kaya. Si Aku dengan sabar mendengarkan curhatan Nezumi.
Rating: 3/5 – I liked it
7. A Man Called Ove – Fredrick Backman
Sampai sejauh ini novel ini adalah buku terbaik yang pernah saya baca di tahun 2017. Resensi sudah saya tulis di sini.
Rating: 5/5 – It was amazing!
8. Anak Bajang Menggiring Angin – Sindhunata
Selama membaca novel ini saya tidak henti-hentinya bertanya kenapa dikasih judul anak bajang? Harap maklum. Namanya juga pikiran random. Setelah baca di Wikipedia ternyata artinya anak yang sengaja dibuang oleh orangtuanya. Begitulah nasib Hanoman.
Well, anyway, saya senang kisah pewayangan tapi tidak se-hardcore Mas Joe. Baca review-nya beliau di Goodreads kok ya bikin saya jiper. Saya merasa tidak pantas menulis review novel ini di sini meskipun itu hanya review singkat. Dah aku mah apa atuh. Hanya butiran atom.
Tapi, baiklah. Saya coba.
Intinya saya kesal dengan Rama. Apaan. Katanya jagoan, tapi lembek begitu. Nggak percaya diri. Dan nggak percaya sama istrinya sendiri. Sudah capek-capek perang demi menyelamatkan Sinta, eh ujung-ujungnya si Rama kembali minta pembuktian kesetiaan. Apa-apaan. Si Sinta juga 11-12 mengesalkan. Yang paling saya suka justru adiknya Ramawijaya, si Laksmana. Laksmana ini bijak banget. Tugasnya sebagai pengingat si kakak kalau kakaknya macam-macamnya kumat. Sementara Hanoman, ya mungkin karena dia masih kecil ya pada saat cerita ini jadinya dia kesannya kurang pengalaman gitu dan masih butuh bimbingan juga.
Overall, saya tetap suka dengan novel ini. Gaya penulisannya itu lho puitis banget.
Rating: 5/5 – It was amazing!
9. Dunia Sukab – Seno Gumira Ajidarma
Kumpulan-cerita pertama dari Seno Gumira Ajidarma yang saya baca. Tokoh bernama Sukab muncul dalam berbagai karakter. Dia seorang penggoda istri orang, juga sebagai penjual buah, dan masih banyak lagi. Cerita-ceritanya di sini sebagai kritik sosial juga.
Rating: 4/5 – I really liked it
Tontonan saya nambah terus, bacaan Kimi juga nambah terus. Luar biasa…. 😮
Barusan kemarin dikirimi novel tebal ama Desti langsung bingung mo dibaca kapan. 😆
Iya nih, Mas. Soalnya aku lagi semangat baca. Kalau lagi semangat baca ya begini ini lah. Kerjaannya baca melulu. 😆